4.01.2011

Budidaya Cabe Merah

Tingginya harga jual dan beli cabai merah besar( Capsium annum Var Longum) beberapa tahun terakhir yang sampai pada kisaran Rp 20 ribu, menyebabkan tanaman tersebut masuk dalam agenda pembicaraan nasional.
Betapa tidak! Dimusim hujan, harga cabai cenderung melambung, dengan pengelolaan tanaman secara tradisionil sulit diharapkan hasilnya yang optimal, sebab pada musim hujan serangan hama dan penyakit sangat hebat dan resiko kebanjiran, ternyata selain itu, Cabai ternyata mampu sebagai penyebab tingginya laju inflasi nasional tersebut, mununjukkan bahwa cabai benar-benar merupakan komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, permintaan akan cabai oleh industri dari hari ke hari terus meningkat, seiring dengan makin maraknya industri pengolahan bahan makanan menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya, misalkan sambal, saus, dan mie instan.

Budidaya tanaman cabai, menurutnya sangat menjanjikan dalam nilai ekonomi, sebab, potensi pasar yang kian cerah juga ditopang oleh kian mudahnya dalam membudidayakannya, seiring terus dilakukannya penelitian-penelitian dalam pengembangannya. Banyak pilihan varietas cabai apabila hendak membudidayakan komoditi tersebut, pasalnya, ada beberapa varietas cabai, seperti varietas lokal yakni Tit Super Lv, merupakan cabai dataran rendah yang cocok ditanam sepanjang tahun pada musim hujan. Panjang buahnya mencapai 12-14 cm, diameter 1,5 cm dan umur panen adalah 90 hari setelah semai. Produksinya mencapai 20 ton perhektar. “Kemudian jenis keriting lokal yang tahan tanam dimusim hujan antara lain, varietas lokal daerah Kudus, Rembang, Lampung, sumatera Barat, Karo, Garut dan varietas lokal daerah yang benihnya telah diseleksi oleh perusahaan benih, seperti jenis Laris yang dapat ditanam pada ketinggian 0-700 mdpl(meter dari permukaan laut), dimana panjang buahnya mencapai 16-18 cm dan rasanya sangat pedas, produksinya 18 ton perhektar. Selain itu varietas cabai jenis Cemeti yang dinilai sangat tahan terhadap penyakit, sesuai ditanam dimusim hujan.Bentuk buahnya panjang, dapat dipanen pada umur 65-85 hari setelah tanam, produksinya perhektar mencapai 16-18 ton,”

Kalaupun hendak mempergunakan varietas lainnya, tersedia jenis unggul/hibrida yang terdiri dari Hot Beauty(457), varietas ini tahan terhadap penyakit dimusim hujan, panjang buah 13 cm, diameter 1,4 cm, berat rata-rata buah 7,5 gram, dipanen pada umur 75 hari setelah tanam didataran rendah, untuk dataran tinggi panen mencapai 90-100 hari. “Jenis cabai Hybrid TM-999 yang berasal dari Hungnong, Korea dapat terus menerus berbunga sehingga dapat dipanen dalam jangka panjang, denga ukuran buah panjang 12,5 cm dengan berat buah 5-6 gram, dipanen pada umumnya 90 hari setelah tanam untuk dataran rendah dan 105 hari pada dataran tinggi, dengan hasil tanaman 0,8-1,2 kilogram perpohon,” imbuhnya.
Jenis lainnya, yakni Maraton, dapat ditanam pada ketinggian 0-800 mdpl. Tahan terhadap penyakit layu Pseudomonas, patek/antraknosa dan bercak daun bakteri, baik ditanam pada musim hujan dengan berat buah 12,5-14,3 gram. Umur dapat dipanen 70-75 hari setelah tanam.uksi 1-1,5 kg/tanaman atau 18-27 ton/Ha. “Selain itu juga ada jenis CTH-01, Home Flavor, Kunthi dan Taro.

Dalam memilih lokasi ideal penanaman cabai, KIPP Labuhanbatu, ujar Rajimin akan memberi juklak dan juknis yang tepat bagi para petani yang ingin berbudidaya cabai. “Lokasi penanam merupakan unsur terpenting dan strategis dalam menentukan kesuksesan usaha bertanam cabai,” tegasnya.
Maka, pedoman awal yang dapat dijelaskan, akunya, agar menghindari lokasi bekas lahan tanaman solanaceae. Idealnya, dipilih bekas tanaman padi, malah bukan bekas tanaman cabai atau bekas tanaman famili solanaceae , seperti tomat, kentang, terong dan sebagainya. Untuk itu, usahakan lokasi mendapat penyinaran matahari optimal. “Bertanam cabai jangan sampai terlindung oleh pohon besar dan jangan ditempat yang tergenang air,” tuturnya. Serta hindari tanah liat dan masam, dengan PH tanah(derajat keasaman yang dikehendaki berkisar 5,5-6,3, sedangkan PH optimal 6,0-6,5. Tanaman cabai dapat tumbuh pada ketinggian 0-1200 mdpl, namun yang terbaik pilih ketinggian 200-600 mdpl.

PEMBIBITAN
Dalam hal pembibitan cabai, ujar Rajimin, sebaiknya dilakukan apabila penyiapan lahan sudah 70% selesai. Hal ini untuk menghindari dari bibit terlalu tua (terlambat tanam), selain itu, persiapan media semai terdiri dan tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 ditambah insektisida furadan. Perbandingan 2 ember tanah + 1 ember pupuk kandang + 165 gram SP-36 + 75 gram furadan. Untuk pembibitan memakai polybag ukuran 8 x 10 cm, 6 x 10 cm, untuk penanaman 1 ha dibutuhkan pembibitan polybag sebanyak 20.000 polybag termasuk cadangan untuk sisipan. Langkah selanjutnya, ungkapnya, upaya mensterilkan media sesuai dengan fumigan, dimana Media semai sebaiknya disterilisasi terlebih dahulu dengan menggunakan fumigan tanah (Basamid G). Tujuannya apabila Basamid G terkena air akan mengeluarkan gas metil isotiosianat yang dapat membunuh serangga, cendawan, nematoda dan bakteri serta mematikan benih gulma yang akan tumbuh. Dan, selanjutnya, memberil perlakuan benih agar beban penyakit.

Sebelum benih ditebar dipembibitan /ditanam dalam polybag, papar Rajimin, benih harus diberi perlakuan. Ada dua cara pemberian perlakukan, dimana pertama dengan perlakuan basah berupa, yakni sebelum benih disemai terlebih dahulu benih direndam dalam larutan air yang diberi fungisida dan bakterisida (air 1 ltr + 1,5 ml previcurn + 1,2 gram Agrimycin) selama 4-6 jam. Kemudian benih dibungkus handuk/koran dibasahi lalu diperam dalam kaleng biskuit yang diberi lampu 15 watt, selama 3—4 han benih berkecambah 0,5-1,0 mm dan siap disemaikan.
Sedangkan Perlakuan kering, lanjutnya, sebelum benih disemai terlebih dahulu kemasan dibuka, diberi fungisida Derosol 60 Wp satu sendok dan Agrimycin setiap kemasan benih dan dikocok sampai merata, kemudian benih siap disemai.
Pemeliharaan bibit secara intensif Selama bibit berada dalam rumah pembibitan, diharapkan untuk tetap mendapat pemeliharaan. “Untuk mendapatkan bibit siap tanam yang berkualitas baik, jadwal pembukaan dan penutupan sungkup, hendaknya dilakukan pada pagi hari bibit perlu mendapat sinar matahari, maka sungkup dibuka s/d jam 10.00 WIB, sungkup ditutupkan kembali saat panas mulai terik jam 10.00 – 16.00 WIB bila han hujan sungkup tetap ditutup untuk menghindari dari percikan air hujan,” jelasnya. Sedangkan pola penyiraman dilakukan setiap hari, penyiangan / Gulma dilakukan pada musim hujan, karena gulma mudah tumbuh, maka pembibitan perlu disiangi dengan cara mencabut gulma yang turnbuh pada areal pembibitan.
Untuk tahap pemupukan cukup menggunakan pupuk melalui daun (penyemprotan) dengan mempergunakan pupuk daun, berdosis 1 gram atau 1 ml/ltr air, selain itu dalam hal pengendalian H/P, ujar Rajimin, hama yang menyerang biasanya adalah ulat tanah ( Agrotis ipsilon). Hal itu terlihat dengan tanda-tandanya bibit mati terpotong, penyakit lainnya biasanya yang meyerang tanaman cabai berupa cendawan ( Pythium Aphanider Matum), untuk jenis ini tanda—tanda serangan batang mudah layu. Mengantisipasinya dapat dilakukan penyemprotan Insektisida yang digunakan Decis, Fungisida yang digunakan Dithane M.45 dosis 0,5 dan konsentrasi yang biasa dilakukan, pengendalian dilakukan sebaiknya 3 hari sebelum pindah tanam.

MEMPERSIAPKAN LAHAN UNTUK PENANAMAN CABAI
Persiapan lahan untuk penanaman cabai, dilakukan dengan langkah-langkah Pembuatan bedengan, dengan lebar bedengan 100—120 cm, untuk selokan, ujar Rajimin, lebar selokan 60—70 cm dan panjang bedengan sesuai keadaan, sedangkan tingginya berkisar 30 cm sampai 50 cm.
Untuk menaikkan PH Tanah, sebaiknya dilakukan pengapuran tanah, dengan caranya, pada saat pengolahan tanah, diberikan kapur pertanian yang menggunakan, Kalsit/Kaptan CaCO3, Dalomite Ca Mg (CO) berdosis, 2 sampai 4 Ton/Ha atau 200-400 gram/m2.
Pemupukan bedengan, ujarnya, dilakukan pada saat pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) sebanyak 85% dan total pupuk yang akan diberikan. Pada musim hujan pemberian N jangan terlalu banyak akan menyebabkan hatang tanaman cabai banyak mengandung air (sukulen), tanaman yang sukulen akan mudah terserang H/P
Tabel : Jenis dan Dosis Pupuk
No Jenis Pupuk Dosis / Tanaman( Gram ) Dosis / Ha ( Kg )
1 Pupuk kandang 20
2 ZA 10
3 Urea 35
4 TSP / SP-36
5 KCl
6 Borote
7 Furadan 1.000
20
1
2 16.000
320
160
560
320
16
32
Pemberian pupuk kandang pada saat pengolahan lahan 70%, dengan perkiraan 1 kg/tanaman. Pemberian pupuk kimia dengan pupuk kandang berselang 2 minggu setelah pemberian pupuk kandang. Bedengan yang telah dipupuk supaya dirapikan, kemudian disiram secukupnya lalu mulsa plastik hitam perak (MPHP) segera dipasang.
Sedangkan untuk Pemasangan mulsa, dilakukan pada jam 09.00—14.00 WIB pada saat cuaca panas. Alasannya, akunya, agar mulsa plastik mudah dikembangkan bila ditarik kencang. Pada sisi—sisi mulsa dipasang pasak yang terbuat dan bambu agar kelihatan rapi dan tidak bergeser. Kemudian dibuat lubang pada plastik dengan menggunakan kaleng susu yang diisi dengan ara api dengan jarak 60 x 70 cm secara zigzag.

Populasi tanam, perhektarnya dengan jarak tanam 60 x 70 cm, atau untuk lahan datar sebanyak 16.000 batang, sedangkan untuk lahan terasering, sebayak 14.000 batang. Tapi, apabila lahan pertanaman berbentuk terasering bukan lahan datar, maka penanaman sebaiknya dimulai dan hamparan paling bawah, dengan demikian apabila tanaman tua terserang penyakit tidak akan menular ketanaman muda lewat air yang mengalir. Ditegaskannya, penggunaan bibit yang agar seragam, dimana dalam satu petakan/bedengan usahakan bibit yang ditanam seragam besarnya. Sedangkan untuk umur bibit siap ditanam, imbuhnya pada umur 20-25 hari (berdaun 3—4 helai). “Penanaman sebaiknya dilakukan pada sare hari, dan pada musim hujan penanaman dapat dilakukan kapan saja asalkan kondisi udara tidak terlalu panas,”

0 komentar:

Posting Komentar

Adsense Indonesia ads review tanahsakti.blogspot.com on alexa.com