>
Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk biasanya sederhana saja. kini muncul cara-cara pengolahan baru namun tetap sederhana. Cara-cara baru itu bertujuan meningkatkan mutu atau nilai pupuk kotoran ternak. Juga menanggulangi polutan yang muncul atau terkandung seperti gas berbau busuk dan logam-logam berat.Pengolahan biologis kotoran ternak yang dikembangkan dan sudah menunjukan keberhasilan ialah dengan menggunakan bakteri dan jamur (Fungi). Gabungan sejumlah jenis bakteri digunakan untuk mengurangi bau busuk kotoran hewan sekaligus miningkatkan nilai pupuknya dengan konsentrasi unsur nitrogen yang lebih tinggi. Sedangkan beberapa jenis jamur filamen alami digunakan untuk menghilangkan bau busuk kotoran hewan dan mencerna/mengikat logam-logam berat yang polutan.
Pengolahan biologis kotoran ternak dengan bakteri di kembangkan Hygefac Laboratories, paris bersama Asosiasi Produsen Jagung Perancis/AGPM. Kumpulan 80 jenis strain berbeda bakteri aerobik yang hidup secara simbiosis dicampurkan pada kotoran ternak di dalam lobang penyimpanan. Bakteri-baktri aerobik menekan pertumbuhan bakteri anaerobik yang biasanya tumbuh subur dalam kotoran ternak.
Bakteri anaerobik menjadi penyebab munculnya bau busuk yakni dengan mengeluarkan gas amonia (NH3), gas belerang (H25), dan lainya. Bakteri aerobik menekan pertumbuhan bakteri anaerobik sehingga emisi gas amonia berkurang. Ini berarti lebih banyak nitrogen yang tetap terkandung dalam kotoran ternak. Dengan demikian nilai pupuk kotoran ternak ini meningkat..
Proses pengolahan menggunakan jamur-jamur filamen alami dikembangkan oleh Laboratorium Tanaman Fak. Farmasi Universitas Paris Bersama Euralis, suatu koperasi petani di barat daya Perancis, Mereka menggunakan empat spesies jamur, yakni MucorRhizopus, Aspergillus, dan Fusarium. Keempat jenis jamur itu bersinergi mencerna kotoran ternak.
Hasil pencernaan biologis oleh keempat jenis jamur itu ialah hilangnya bau busuk secara total dan hilangnya 80% unsur-unsur polutan. Unsur-unsur polutan berupa logam berat seperti air raksa, Cadmium dan timah hitam diikat oleh jamur. Bagian besar fosfor dan garam abu (kalium karbonat) dikosumsinya. Oleh sebab itu pupuk dari kotoran ternak menjadi lebih ramah lingkungan dan aman bagi tanaman.
Pada penggunaan jamur, pengolahan kotoran ternak berlangsung dua tahap. Tahap pertama di tangki pertama, berlangsung proses pengolahan oleh bakteri anaerobik yang menghasilakan NO2. Pada tahap kedua di tangki berikutnya jamur menyerap nitrit tersebut dan mengeluarkan gas Nitrogen (N2) ke udara. Pada tahap kedua ini unzur belerang (S) terserap pada biomassa residu.
Dengan penurunana kandungan Nitrogen, posfor dan kalium, serta penurunan COD (chemical oxygen demand), maka kotoran ternak sebagai pupuk lebih ramah lingkungan, bisa digunakan sebagai pupuk melalui pengairan.
Dari Berbagai Sumber.
0 komentar:
Posting Komentar