Budidaya Kacang Panjang
(ASPARAGUS)
Budidaya Kacang Panjang |
I. Persiapan Lahan
Sebelum
ditanami lahan dilakukan pembajakan dan digaru, untuk memperoleh
struktur tanah yang gembur dan remah. Kemudian dibuat bedengan dengan
ukuran 1-1,2 m atau dibentuk guludan dengan jarak antar guludan 1 m.
II. Penanaman
Kebutuhan
benih kacang panjang 21 - 23 kg/ha, khusus untuk varietas KP-01 10,5
kg/ha karena jarak tanam KP-01 lebih besar dan berat bijinya lebih
ringan. Sebelum penanaman dilakukan terlebih dahulu dibuatkan lubang
tanam dengan cara ditugal dengan jarak dalam barisan 25 cm dan antar
barisan 1 m. Perlubang tanam diisi 2 biji, hal ini dimaksudkan dalam
satu lanjaran maksimal 4 tanaman. Setelah itu biji ditanam, ditutup
dengan tanah/pupuk kandang yang sudah lembut/remah atau bisa juga dengan
abu.
III. Pemeliharaan Tanaman
3.1. Pemupukan
Pemupukan pertama ( I ) dilakukan umur ± 12 hari dengan dosis ZA = 50
kg/ha, SP-36 = 100 kg/ha, KCL = 50 kg/ha. Pemupukan dilakukan dengan
cara ditugal, jaraknya 5 cm dari lubang tanam. Kemudian ditutup dengan
tanah. Pemupukan kedua ( II ) dilakukan umur ± 28 hari dengan pupuk NPK =
200 kg/ha dengan jarak 10 cm dari lubang tanam. Pemupukan ketiga ( III )
dilakukan umur ± 40 hari juga dengan pupuk NPK = 200 kg/ha dengan jarak
10 cm dari lubang tanam.
3.2. Pemasangan Lanjaran
Pemasangan lanjaran dilakukan 10-15 hari setelah tanam ( hst ),
kira-kira tinggi tanaman 15-25 cm. Pemasangan lanjaran diantara 2 lubang
tanam sehingga jarak antar lanjaran 50 cm. Setiap 5 lanjaran perlu
ditambah lanjaran/diperkuat, dengan cara dipasang silang.
3.3. Pemasangan Tali
Pemasangan tali dilakukan setelah pemasangan lanjaran selesai. Tali
berguna membantu mengarahkan/merambatkan tanaman. Pemasangan tali ada
dua tahap. Tahap I pada ketinggian ± 70 cm dari lanjaran. Tahap II pada
ketinggian ± 150 cm dari lanjaran
3.4. Merambatkan
Membantu merambatkan bertujuan untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman
baik pucuk tanamn maupun cabang-cabang tanaman. Diharapkan tanaman
merambat pada lanjaran dan tali yang telah dipasang, sehingga
buah/polong tidak tergeletak di tanah.
3.5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebelum dilakukan pemupukan, atau dilakukan sewaktu-waktu saat gulma sudah mengganggu pertumbuhan tanaman.
3.6. Pengairan
Pengairan diberikan sesuai kebutuhan, yang terpenting dijaga agar
tanaman tidak kelebihan atau kekurangan air. Pengairan sebaiknya
dilakukan setelah pemupukan dilakukan. Sedangkan pada musim hujan,
pengairan cukup dari air hujan.
3.7. Cek Offtype (Tipe Simpang)
Dilakukan setelah tanaman keluar polong. Dari polong bisa dibedakan dari
warna dan panjang polong. Bila polong sudah tua, polong dapat dipecah
untuk melihat ada tidaknya CVL dari warna polong.
IV. Hama dan Penyakit
4.1. Hama dan Pengendaliannya
Hama-hama tanaman kacang panjang adalah :
4.1.1. Thrips
Thrips menyerang bagian pucuk tanaman sehingga tanaman menjadi keriting
dan kering, sering juga menyerang tunas atau pucuk, sejak tanaman masih
kecil hingga besar. Ciri tanaman dewasa dapat berakibat kerontokan pada
bunga dan serangan terjadi pada musim kemarau. Pengendalian thrips
dengan menggunakan pestisida Winder, Promectin, Agrimec, Confidor dll
dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.2. Tungau (Mites)
Tanaman yang terserang tungau akan tampak dari daun-daun yang menggulung
ke bawah, dan warnanya hijau kehitaman. Dalam kondisi parah, tanaman
dapat mengalami kerontokan daun. Pengendalian dengan menggunakan Samite,
Omite, Mitac dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.3. Aphids sp.
Serangan Aphids sp. hampir sama dengan serangan thrips, hanya, bedanya
jika pada serangan Aphids, daun menjadi hitam karena tumbuh jamur jelaga
yang tumbuh pada kotoran Aphids. Apids dapat dikendalikan dengan
Winder, Supracide dll, dengan dosis sesuai anjuran.
4.1.4. Ulat Polong.
Hama ulat bunga menyebabkan kerontokan pada bunga. sedangkan ulat polong
menyebabkan kerusakan pada bagian polong. Kerusakan ini menimbulkan
pembusukan bagian tersebut akibat aktifitas mikoorganisme yang berasal
dari kotoran ulat tersebut. Hama-hama ini dapat dikendalikan dengan
menggunakan Winder dengan dosis sesuai dengan rekomendasi.
4.2. Penyakit dan Pengendaliannya
4.2.1 .Penyakit layu
4.2.1 .Penyakit layu
Penyakit ini bias disebabkan oleh jamur Pytium maupun oleh bakteri
Pseudomonas sp. Penyakit ini dapat dicegah dengan kocor dengan Kocide
77, maupun dengan semprot. Sedangkan pengendalian bakteri dengan kocor
Bactomycin atau Agrimycin dengan dosis sesuai anjuran.
V. Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan setelah polong berwarna coklat dan umur tanaman sekitar
60-70 hari. Panen dilakukan dengan memetik polong yang sudah tua dan
biji sudah mulai megeras. Kemudian dijemur diatas terpal atau dibuatkan
para-para ditempat yang panas. Setelah kering dipipil dengan alat
perontok, biji juga dengan cara manual yaitu dupukul/digebug. Biji hasil
pipilan dikeringkan lagi dan disortir, untuk memisahkan biji yang baik
dengan biji yang jelek (berlubang, kepeng, kecil).
0 komentar:
Posting Komentar